وما خلقت الجن و الإنس إلا ليعبدون
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”
Demikianlah bunyi ayat yang menjelaskan tentang tujuan diciptakannya makhluk di muka bumi ini, manusia diciptakan bukan sekedar karena sebuah “keisengan” Allah, manusia diberi kehidupan bukan sekedar untuk merusak ciptaan Allah yang lainnya, manusia dilahirkan bukan untuk kesenangan semu, manusia dan makhluk apapun di dunia ini diciptaan untuk mengabdi kepada-Nya, untuk menyembah kehadirat-Nya dan untuk beribadah demi Dia SWT.
Perjalanan panjang dan berliku-liku, disediakan Allah untuk mengambil manfaat dan memetik hikmah dibalik setiap sesuatu yang ditakdirkan oleh Nya. Karena dalam setiap kejadian yang diperlihatkan oleh Allah, merupakan rangkaian petunjuk bagi manusia, untuk semakin mengenal penciptanya, dan memahami kebesaran sifat-sifat-Nya yang Maha diatas segala Maha.
kenikmatan dan fasilitas yang ada di alam ini dan yang dimiliki oleh manusia, merupakan alat dan penunjang untuk semakin dekat dengan kebenaran dan akhirnya sampai pada titik tujuan yaitu kembali kehadirat-Nya dengan bekal ketaqwaan dan ketaatan .
manusia adalah makhluk yang dikarunia oleh Allah dengan banyak kelebihan dibanding makhluk lain. Manusia memiliki bentuk kejadian yang paling baik yang dilengkapi dengan akal fikiran agar bisa mengetaui baik dan buruk, manusia juga dikaruniai hati nurani agar bisa menentukan apa-apa yang akan diperbuatnya, manusia bukan saja makhluk yang memiliki banyak keutamaan, tetapi ia juga merupakan makhluk pilihan yang di limpahi tugas sebagai khlifah dimuka bumi ini.
Namun sebagai manusia yang mempunyai kemampuan dan kelebihan dibanding makhluk lain, adil bila manusia mengemban kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan selama menjalani hidupnya didunia. dan sangatlah tidak bersyukur, bila manusia kemudian selalu berkeluh kesah dan merasa Tuhan tidak adil, harus menerima limpahan tanggung jawab yang begitu besar terhadap-Nya. padahal Allah telah banyak menganugerahkan kenikmatan yang tiada bisa dihitung walau seluruh ranting menjadi penanya dan air lautan manjadi tintanya.
Seandainya manusia itu menyadari betapa Tuhan Maha mengetahui apa yang terbak bagi manusia, Tuhan tidak akan memberikan tanggung jawab ataupun kewajiban yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Bayangkan, dengan berlimpah kenikmatan itu manusia hanya diwajibkan sholat lima waktu dalam sehari semalam, itupun diberikan banyak keringanan, kewajibannya berpuasa hanya satu bulan dalam setahun, dan kewajiban zakat ataupun haji jika manusia mampu.
Pernahkah tersirat di hati kita untuk sekedar menimbang, seberapa besar pengabdian kita kepadaNya dengan berjuta nikmat yang kita terima sejak bangun tidur hingga tidur kembali, setiap harinya? lalu kenapa begitu beratnya manusia itu mensyukuri nikmat yang begitu berlimpah? kenapa merasa terbebani dengan kewajiban sholat yang hanya lima kali sehari semalam? kenapa begitu pelitnya hati ini untuk sekedar mengingat-Nya walau hanya sejenak? kenapa begitu kakunya jiwa dan jasad ini untuk melaksanakan syari’at Islam secara kaffah? kenapa begitu sulitnya untuk sedikit menyisihkan sebahagian dari rizki-Nya?, kenapa begitu lebarnya tabir yang menutupi mata ini, dari kenyataan bahwa masih banyak saudara seiman yang butuh uluran tangan? bahwa agama Islam perlu dikembalikan pada kejayaannya.